Masalah Kependudukan Dalam Hubungannya Dengan Perkembangan Masyarakat dan Budaya - Masalah penduduk di berbagai negara bermacam – macam, perbedaan
masalah itu karena kelebihan dan kekurangan setiap negara berbeda –
berbeda. Contohnya masalah – masalah yang dialami oleh negara berkembang
belum tentu dialami oleh negara maju begitu pun sebaliknya. Seperti
Indonesia yang menjadi salah satu negara berkembang. Sampai sekarang
Indonesia mempunyai beberapa masalah terkait kependudukan yang masih
belum terselesaikan sampai tuntas atau bahankan terlihat seperti ditunda
– tunda untuk diselesaikan oleh pemerintah. Dan masalah – masalah itu
akan berpengaruh terhadap perkembangan budaya di Indonesia. Hubungan
antara masalah kependudukan dengan perkembangan budaya ini cukup erat
sehingga akan menimbulkan dampak yang signifikan di Indonesia.
Masalah penduduk yang masih sering kita jumpai sampai sekarang adalah
kemiskinan. Pemerintah mengatakan bahwa angka kemiskinan turun dari
14,2 persen pada 2009 menjadi 13,3 persen pada 2010. Atau penduduk
miskin Indonesia turun dari 32 juta jiwa menjadi 31,02 juta pada 2010.
Mungkin ini adalah prestasi bagi pemerintah tapi saya harap pemerintah
tidak terlalu senang dengan hasil ini karena apabila kita mellihat dari
data jumlah penduduk yang mendapat beras miskin adalah 17,5 juta
keluarga dan apabila kita asumsikan satu keluarga itu empat orang maka
jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah 70 juta jiwa. Hidup dalam
berada di bawah garis kemiskinan akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan budaya yang mereka alami. Sebagai contoh sekarang ini di
Jakarta sudah banyak pengemis yang berkeliaran di sekitar jalan, di
terminal, di stasiun, di lampu merah, bahkan di depan tempat beribadah
ataupun tempat makan. Meminta – minta sedekah ini sudah seperti budaya
di Jakarta, orang sudah tidak malu lagi untuk meminta, sudah dianggap
sebagai sebuah profesi. Bahkan saya pernah mendengar bahwa ada pengemis
yang bisa mendapat ratusan ribu setiap harinya. Pantas saja banyak yang
berallih profesi menjadi pengemis dari berdagang atau menawarkan jasa
lainnya.
Saya mengutip dari seorang pengamat ekonomi Hendri Saparini “untuk
mengentaskan kemiskinan, dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan
dasar, pangan, dan papan bagi masyarakat miskin yang tidak produktif.
Namun untuk yang produktif, pemerintah harus menyediakan lapangan
pekerjaan.” Pemerintah megklaim bahwa telah membuka 3,4 juta lapangan
kerja baru pada 2010. Mudaha – mudahan saja ini akan berdampak baik
untuk Indonesia khusunya bagi perkembangan budaya di Indonesia.
Masalah penduduk lainnya yang sering dibahas dan sering terlihat
dalam kehidupan sehari – hari adalah masalah di balik era globalisasi.
Dunia telah memasuki era globalisasi dimana kita dapat beriteraksi
dengan siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Menurut Wikipedia globalisasi
sendiri berarti suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan
antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi
satu sama lain yang melintasi batas negara. Informasi – informasi
terbaru akan sangat cepat untuk didapatkan, manusia akan lebih
konsumtif. ini akan memengaruhi perkembangan budaya di berbagai negara.
Contohnya Indonesia. Sekaran ini mungkin masyarakat sudah mulai
mengikuti beberapa budaya yang berasal dari luar, seperti budaya barat,
budaya negeri Jepang, atau sekarang yang sedang
booming budaya
yang berasal dari Korea. Sebenarnya ini bukanlah masalah besar jika
masyarakat bisa menyaring mana budaya yang baik, patut untuk dicontoh,
dan cocok untuk dikembangkan di Indonesia dan mana yang tidak. Sayangnya
beberapa kalangan dari elemen – elemen masyarakat masih menerima mentah
– mentah budaya yang mereka dapatkan dari luar. Sikap – sikap tersebut
akan memberikan dampak bagi masyarakat. Berikut kemungkinan dampak yang
terjadi di masyarakat:
Dampak Positif :
1.Peningkatan dalam bidang sains dan teknologi serta perekonomian negara
2.Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
3.Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani dalam skala global.
Dampak Negatif :
1.Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada
masyarakat yang konsumtif komersial. Masyarakat akan minder apabila
tidak menggunakan pakaian yang bermerk (merk terkenal).
2.Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan
yang kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah
sebagai sesuatu yang sakral dan penting (romantisme tradisi). Dan
kelompok ke dua, yang melihat tradisi sebagai produk masa lalu yang
hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk dikenang (dekonstruksi
tradisi/disconecting of culture).
3. Mengurangi kesempatan bekerja. karena pesatnya kemajuan teknologi
maka banyak perusahaan yang lebih memilih untuk memakai jasa robot
daripada jasa manusia. Karena dengan menggunakan tenaga robot bisa
mengurangi dana pengeluraan perusahaan serta meningkatkan dana pemasukan
perusahaan
Dari dampak – dampak yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa
masalah penduduk sangat berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.