Pada tahun 1972, arkeolog di York menemukan sepotong tinja yang sangat besar, yang diduga telah berusia sekitar 1.200 tahun. Tinja Viking ini berukuran 20 cm kali 5 cm, dan dianggap menjadi salah satu fosil tinja manusia terbesar yang pernah ditemukan. Di dalam tinja tersebut ditemukan beberapa ratus telur, yang barang kali telur cacing pita. Seorang Viking rata-rata dianggap menyimpan 600 cacing pita di dalam tubuh, karena kehidupan yang tidak higienis dan makanan mereka yang kaya akan daging.
Meski kondisinya masih utuh setelah ribuan tahun, tinja Viking itu pecah menjadi tiga bagian ketika suatu kunjungan sekolah ke museum yang menyimpannya—Pusat Sumber Daya Arkeologi (ARC) di York. Namun—jangan jijik dulu—tinja itu kembali direkatkan dengan hati-hati setelah kejadian tersebut. Tinja itu adalah koleksi yang sangat berharga dan konon diasuransikan dengan nilai sekitar 20.000 pound atau setara dengan 340 juta rupiah.
Pada tahun 1960-an, seniman Italia bernama Piero Manzoni memamerkan dan menjual kaleng berisi tinjanya. Dia menghasilkan 90 kaleng “Kotoran Seniman”, dan masing-masing berisi 30 gram tinja. Alasan Mazoni menghasilkan “karya seni” semacam itu adalah untuk menyatakan betapa mudah tertipunya pembeli karya seni. Pada tahun 2002, Tate Gallery di London membayar 22,300 pound (380 juta rupiah) di Sotheby’s untuk 30 gram tinja dalam kaleng itu.